Selasa, 15 November 2011

isolasi bakteri




ISOLASI PATOGEN DAN IDENTIFIKASI PATOGEN
(Laporan Praktikum Ilmu Penyakit Tumbuhan)


Oleh
Diago Fajar Saputra
1014121091






PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011






I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum melakukan pengamatan terhadap patogen baik berupa bakteri maupun jamur di laboratorium, telebih dahulu kita harus menumbuhkan atau membiakan bakteri atau jamur tersebut. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.Dengan berbagai teknik isolasi kita akan coba mengetahui teknik mana yang paling tepat dan paling baik untuk pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunannya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan.Setalah bakteri dan jamur yang akan diamati tumbuh barulah kita dapat mengamatinya. Untuk mengamatinya dapat menggunakan mikroskop untuk mengetahui struktur patogen tersebut. Hal tersebut sangat penting kita mengetahui seperti apa bentuk fisik patogen tersebut karena pada mata kuliah ilmu penyakit tumbuhan tidak hanya mengetahui nama patogennya tetapi harus mengetahui bentuk fisik patogen tersebut agar dalam melakukan analisis patogen tidak terjadi kesalahan. Selain itu dengan  mengetahui bentuk fisiknya kita dapat mengetahui perbedaan tiap patogen yang menyerang atau menginfeksi tanaman-tanaman apakah dengn patogen yang sama dapat menyerang tanaman lain atau tidak.


B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum kaali ini adalah untuk:
1.        Mengetahui berbagai teknik isolasi untuk bakteri
2.        Mengetahui cara isolasi bakteri dari campurannya dan meremajakan kultur ke dalam media baru.






II.TINJAUAN PUSTAKA

Dua mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme; bakteri, protozoa, virus, sera algae dan cendawan mikroskopis. Kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (juga dinanamakan mikrobe atau protista): di mana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya, pengandaliannya, dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahtaraan kita. Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita (Ferdias, 1992).
Isolasi mikroorganisme mengandung arti proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahill untuk dilakukan (Pelczar,1986).
Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi. Dalam kajian mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air, makanan dan udara (Talaro,1999).

Apabila ingin mendapatkan kultur murni suatu mikrobia yang digunakan adalah metode streak plate, karena hasil akhir metode ini adalah berupa kumpulan sel-sel yang semakin jarang pada ujung streak sehingga dapat diambil bakteri pada jumlah seluler (satu sel). Selain itu bakteri yang didapat seharusnya merupakan bakteri yang memang ingin dibiakkan di kultur tersebut dengan kata lain bukan bakteri kontaminan, sebab yang diambil/dicuplik adalah koloni bakteri yang berada di atass tr eak yang dibuat dan bukan di luars tr eak. Kelebihan metode ini adalah dapat segera diketahui adanya kontaminasi. Sedangkan kekurangannya metode ini sulit dilakukan dan hanya dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri aerob saja. (Burrrow,1959).
Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan. Macam-macam metode. Isolasi tersebut antara lain:
1.      isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop.
2.       isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan ujung jarum ose yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di atas permukaan agar secara zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke bagian atas tabung. 3.
3.       isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan bahan yang mengandung mikroorganisme pada permukaan atas tabung.
4.       isolasi tuang merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel
5.      campuran bakteri yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan didalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.
( Dwidjoseputro, 2003 )







III.METODELOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain cabai dan apel yang terkena penyakit,media PDA, dan alkohol.Adapun alat yang digunakan antara lain jarum ose,bunsen,cawan petri dan kertas label.
B. Cara kerja
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:
1.      siapkan sampel dari tanaman sakit yang akan di ambil patogennya
2.      Semprot tangan dengan alkohol
3.      Siapakan cawan petri berisi media PDA.
4.      panaskan diatas Bunsen
5.      Masukkan sampel patogen dari tanaman sakit menggunakan jarum.
6.      Panaskan kembali cawan petri diatas pembakar Bunsen
7.      Beri label setiap cawan petri.
C. Identifikasi patogen
Langkah-langkah dalam mengidentifikasi patogen
1.      Ambil contoh patogen yang akan diamati dari tanaman sakit.
2.      Letakkan  patogen yang akan diamati pada kaca preparat
3.      Lakukan pencarian objek menggunakan mikroskop.







IV.HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Pengamatan pada tanaman yang terserang penyakit akibat patogen
Gambar
Keterangan

6032560.jpg

Bitter rot pada buah apel.
Penyebannya adalah Colletotrichum gleosporioides.

patek-pada-cabe.jpg

Antrakrosa pada cabai yang disebabkan oleh Colletotrichum gleosporioides.

Gambar
Keterangan

image004.jpg

Colletotrichum gleosporioides.

B. Pembahasan
Isolasi patogen adalah suatu proses pengambilan mikroorganisme dari lingkungannya untuk kemudian ditumbuhkan dalam suatu medium di laboratorium. Proses isolasi ini menjadi penting dalam mempelajari identifikasi mikrobia, uji morfologi, fisiologi, dan serologi. Sedangkan pengujian sifat-sifat tersebut di alam terbuka sangat mustahil untuk dilakukan.
Cara-cara atau teknik pengisolasiannya antara lain:
1.      isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop.
2.       isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan ujung jarum ose yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di atas permukaan agar secara zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke bagian atas tabung. 3.
3.       isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan bahan yang mengandung mikroorganisme pada permukaan atas tabung.
4.       isolasi tuang merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan didalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.

• Identifikasi patogen
A.     Colletotrichum gleosporioides.adalah parasit fakultatif dari ordo Melanconiales.Cendawan ini memproduksi konidia hialin,bersel satu,membentuk ovid,sedikit melengkun dengan panjang 10 sampai 15 µm dan lebar 5 sampai 7 µm.Acervuli berilin yang dihasilkan dalam jaringan yang terinfeksi,adalah subepidermal,biasanay cendawan ini memiliki seta,dan konidifior yang sedrhana,pendek dan tegak.
Penyakit antraknosa atau patek pada tanaman cabai disebabkan oleh cendawan Colletotrichum gloeosporioides Pens, penyakit antraknosa atau patek ini merupakan momok bagi para petani cabai karena bisa menghancurkan panen hingga 20-90 % terutama pada saat musim hujan, cendawan penyebab penyakit antraknosa atau patek ini berkembang dengan sangat pesat bila kelembaban udara cukup tinggi yaitu bila lebih dari 80 rH dengan suhu 32 derajat selsius biasanya gejala serangan penyakit antraknosa atau patek pada buah ditandai buah busuk berwarna kuning-coklat seperti terkena sengatan matahari diikuti oleh busuk basah yang terkadang ada jelaganya berwarna hitam. Sedangkan pada biji dapat menimbulkan kegagalan berkecambah atau bila telah menjadi kecambah dapat menimbulkan rebah kecambah. Pada tanaman dewasa dapat menimbulkan mati pucuk, infeksi lanjut ke bagian lebih bawah yaitu daun dan batang yang menimbulkan busuk kering warna cokelat kehitam-hitaman. Cendawan ini juga menyerang tanaman apel dengan gejala yang sama.







V.KESIMPULAN

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.     Isolasi bakteri dapat dilakukan untu memisahkan patogen dari lingkungan alami ke media buatan.
2.     Patogen yang ditemukan pada buah cabai adalah cendawan Colletotrichum gleosporioides.
3.     Patogen yang ditemukan pada buah apel adalah cendawan Colletotrichum gleosporioides.
4.     Identifikasi patogen dilakukan dengan cara mengamati struktur patogen menggunakan mikroskop.


5.      



DAFTAR PUSTAKA

Burrow,W.1959.Textbook of Microbiology.W.B. Saunders Company:Philadelpia
Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Dwidjoseputro.2003.dasar-dasar microbiologi.Djambatan:Malang
Pelczar,M.J.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Terjemahan R.S Hadiotomo dkk.
UI Press:Jakarta
Talaro K.P.1999.Foundation Mikrobiologi third edition.MC Graw Hill
            Company:Boston













LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar